The Only Thing I Know....(chap 4)

Sabtu, 18 Oktober 2008

Seperti layaknya sekolah lain, kami para murid dipaksa untuk melakukan kerja rodi, yakni:
1. Belajar
2. bElajar
3. beLajar
4. belAjar
5. belaJar
6. belajAr, dan
7. belajaR

Ya..begitulah nasib kami yang malang...kami bahkan tidak mempunyai waktu untuk memikirkan masa depan. Perpisahan jalan sudah didepan mata....apakah dari kami ada yang memilih jalan kematian dan penghabisan? Ataukah mereka memilih jalan berbatu dan rindang? Kami tidak tahu..dan kami belum sempat berpikir..saat itu.



Tak terasa beberapa bulan telah berlalu,...
Bulan Oktober yang ceria pun akan segera berakhir (Kisah Super Camp akan diceritakan dalam chapter terpisah)
dan pesta Haloween yang kami tunggu2 akan segera dilaksanakn..

Dresscoat yang digunakan adalah bernuansa gelap. OSIS bahkan menjual beberapa topeng dan sebagainya. Anak-anak yang ingin mengikuti lomba fashionpun sibuk mendiskusikan apa yang akan mereka pakai saat pesta nanti.
Para anggota band yang ditugaskan untuk memeriahkan acara juga sibuk berlatih

Dan aku merasa kalau hanya aku yang tidak memiliki interest ke arah pesta itu.
Mengapa? Mengapa aku begitu berbeda dengan mereka yang selalu bisa tertawa? Mereka yang bisa tersenyum dan menyongsong datangnya hari esok tanpa beban, Mereka yang menghargai esensi waktu dan dengan cara apapun juga berusaha untuk memanfaatkannya, Mereka yang mengejar mimpi mereka...

Dan..Mereka yang menyadari ketidakmampuan mereka untuk merubah takdir, meskipun mereka tahu mengapa mereka tidak bisa mengubahnya....
Aku tahu ini agak terdengar filosofis dan mungkin sedikit klise, namun apalah daya, aku tak bisa merubah apapun yang telah terjadi. Aku hanyalah seorang manusia, yang secara kebetulan memiliki keinginan untuk menulis, meskipun aku tahu bahwa tulisanku belum sempurna, dan meskipun aku mengetahui hal-hal yang membuat tulisanku tak sempurna, namun tak bisa mengubahnya.

Satu hal yang aku tahu: Yang membuat kita tidak sempurna adalah..kita sendiri

0 komentar: